Menguasai bahasa asing ternyata tak hanya mempermudah Anda untuk
bersaing di dunia kerja, namun penelitian terbaru menemukan bahwa
menjadi bilingual baik bagi kesehatan mental Anda di kemudian hari.
Peneliti dari York University percaya bahwa fasih berbahasa dua bahasa bisa memperkuat jalur kunci di otak dan meningkatkan fleksibilitas mental.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr Ellen Bialystok mengamati beberapa orang bilingual. Peneliti menggunakan metode perilaku dan neuroimaging untuk memeriksa efek bilingualisme pada kognitif orang dewasa.
Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan saat seseorang menggunakan
bahasa berbeda, maka daerah otak yang memengaruhi perhatian umum dan
kontrol kognitif menjadi aktif. Hal ini dapat mengkonfigurasi
ulang dan memperkuat jaringan kontrol yang digunakan untuk memproses
kedua bahasa, serta dapat meningkatkan ‘fleksibilitas mental’ atau
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Trends in Cognitive Sciences
juga menunjukkan bahwa bilingualisme meningkatkan cadangan kognitif
yang melindungi dan merangsang aktivitas mental atau fisik pada fungsi
otak yang sehat. Cadangan inilah yang membantu menunda timbulnya gejala
demensia atau kepikunan.
“Kesimpulan dari temuan kami menunjukkan bahwa pengalaman seumur
hidup dalam mengelola dua bahasa mereorganisasi jaringan otak tertentu,
menciptakan dasar yang lebih efektif untuk kinerja kognitif yang lebih
baik selama kehidupan.
Pengalaman yang intens dan berkelanjutan
meninggalkan bekas pada pikiran dan otak, dan sekarang jelas bahwa otak
orang bilingual telah dibentuk oleh pengalaman yang unik,” papar Dr
Ellen Bialystok, dikutip melalui Dailymail, Senin (2/4).
{ 1 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
bisa bahasa daerah sama bahasa Indonesia juga termasuk bilingual kan? hehehehe :)
Posting Komentar