Sebagian orang yang tidak bisa menahan buang air kecil di malam hari
telah membingungkan para ilmuwan. Kini, para ilmuwan telah menemukan
sebuah protein yang bisa menjelaskan mengapa ada orang yang lebih sering
buang air kecil di malam hari.
Tim penelitian dari Kyoto University menemukan protein, yang disebut
connexin43. Connexin43 merupakan bagian dari suatu kelompok protein yang
mempengaruhi irama sirkandian. Protein ini menjadi pengontrol kapasitas
kandung kemih dan berperan menentukan seberapa lama air seni bisa
tersimpan di kantong kemih sebelum dikeluarkan.
Penelitian yang dipimpin oleh Osamu Ogawa dilakukan menggunakan tikus
yang secara genetika telah dimodifikasi untuk tidak memiliki gen yang
memproduksi connexin43.
Untuk mengamati seberapa sering tikus buang air kecil di malam hari,
peneliti menggunakan gulungan kertas saring yang berubah menjadi warna
ungu bila terkena bahkan sedikit cairan.
Peneliti menemukan tikus dengan gen connexin43 abnormal memiliki
intensitas buang air kecil yang lebih jarang dibandingkan gen normal.
Dan ketika peneliti melihat sel-sel otot kandung kemih menunjukkan bahwa
produksi connexin43 berkaitan erat dengan perubahan ritme sirkadian.
Para peneliti mengatakan ada kemungkinan jalur sirkadian yang lain
mengalami gangguan, termasuk penurunan korteks, bagian otak yang
terangsang oleh sinyal dari kandung kemih atau terlalu banyak
memproduksi urin oleh ginjal di malam hari.
“Penelitian ini menjelaskan mengapa orang sehat tidak buang air kecil
ketika tidur, dari sudut pandang fungsi kandung kemih,” jelas kata Dr
Akihiro Kanematsu dari Hyogo College of Medicine, Jepang, dikutip
melalui LiveScience (4/5).
Kebutuhan kronis untuk buang air kecil di malam hari, disebut dengan
istilah enuresis noktural, yang juga menyebabkan ngompol pada bayi dan
anak-anak.
sumber : gaptekupdate
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Posting Komentar