Orang yang mati suri terkadang sering dianggap sudah meninggal karena
tak lagi bernapas, bahkan ada yang hampir dimakamkan. Lalu apa
kriterianya seseorang dikatakan mati suri?
Ada berbagai definisi
mati suri. Dr Jeffrey P. Long (Near-Death Experience Research
Foundation, 1998) mendefinisikan mati suri sebagai sebuah pengalaman
yang benar-benar hidup, yang berasosiasi dengan kesadaran subjek bahwa
dirinya keluar dari tubuh fisiknya pada suatu waktu tertentu atau pada
saat dirinya merasa terancam akan kematian yang menghampirinya.
Lommel
dkk (The Lancet, 2001) mendefinisikan pengalaman mati suri sebagai
ingatan akan keseluruhan kesan selama keadaan khusus, termasuk
elemen-elemen yang spesifik seperti pengalaman keluar tubuh, perasaan
yang menyenangkan, melihat sebuah terowongan, bertemu anggota keluarga
yang telah meninggal atau mengalami tinjauan ulang atas kehidupannya.
Sedangkan
mati klinis didefinisikan sebagai suatu periode ketidaksadaran yang
disebabkan oleh tidak tercukupinya suplai darah ke otak karena sirkulasi
darah yang tidak mencukupi, pernapasan atau keduanya.
"Secara
medis tidak ada kriteria untuk mati suri, sama seperti orang yang
meninggal. Denyut jantung berhenti, fungsi otak sudah tidak ada
tanda-tanda aktivitas. Tapi pada orang mati suri bisa kembali normal,"
jelas Dr Manfaluthy Hakim, SpS(K) dari Departemen Neurologi FKUI saat
berbincang dengan detikHealth, Rabu (1/8/2012).
Hasil-hasil
studi menunjukkan lamanya waktu mati suri maupun tiadanya tanda-tanda
kehidupan tidak berhubungan dengan kerusakan otak. Yang terjadi justru
peningkatan kemampuan otak setelah seseorang mengalami mati suri.
Hasil
studi menunjukkan bahwa rata-rata subjek yang mengalami mati suri
kehilangan tanda-tanda kehidupan antara lima sampai dua puluh menit.
Mati suri juga dapat terjadi dalam keadaaan seseorang tidak mendekati
kematian. Apa yang membuatnya mengalami kejadian ini sampai saat ini
belum diketahui.
Menurut International Association for Near-Death Studies,
tidak ada pengalaman mati suri yang identik, namun berbagai pengalaman
tersebut dapat menggambarkan suatu pola. Seseorang yang mati suri dapat
mengalami satu atau lebih dari hal-hal berikut ini:
1. Perasaan
bahwa dirinya meninggalkan tubuhnya dan melayang-layang di atas kepala.
Ia kemudian dapat menggambarkan siapa berada di mana dan apa yang
terjadi, kadang-kadang secara rinci.
2. Bergerak melalui ruang atau lorong yang gelap.
3. Mengalami emosi yang kuat secara intens, bervariasi dari rasa bahagia sampai teror.
4.
Menjumpai cahaya. Biasanya digambarkan sebagai warna keemasan atau
putih dan sangat memikat serta menyenangkan. Sebaliknya, stimulus yang
sama juga dapat dirasakan sebagai refleksi dari api neraka.
5. Menerima beberapa variasi berita yang intinya: 'Ini belum waktumu'.
6.
Bertemu orang-orang yang telah meninggal yang dikenal maupun tidak,
makhluk-makhluk suci, entitas yang tak teridentifikasikan,
makhluk-makhluk bercahaya, kadang-kadang simbol-simbol keagamaan sendiri
atau agama lain.
7. Tinjauan ulang kehidupan, mengalami kembali
apa yang pernah terjadi dalam hidupnya, kadang-kadang dari perspektif
orang lain yang terlibat. Kesimpulan mengenai pentingnya hidup dan
perubahan-perubahan apa yang dibutuhkan.
8. Memiliki rasa pemahaman terhadap segala sesuatu, mengetahui bagaimana semesta alam bekerja.
9.
Mencapai suatu pembatas dalam rupa pagar, tebing, air, beberapa bentuk
pembatas yang tidak boleh dilewati jika subjek mau hidup kembali.
10. Dalam beberapa kasus, memasuki sebuah kota atau perpustakaan.
11.
Kasus yang jarang, menerima informasi yang tidak diketahui sebelumnya.
Seperti anak yang diadopsi, orangtua asli yang tidak diketahui
sebelumnya, saudara yang telah meninggal. Ibu yang melakukan aborsi dan
dirahasiakan.
12. Keputusan untuk kembali, baik sukarela atau
dipaksa. Jika sukarela biasanya berhubungan dengan tanggungjawab yang
belum selesai.
13. Kembali pada tubuh fisik.
sumber : detik
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Posting Komentar